Sesungguhnya Dakwah Ahlussunnah wal Jama’ah yang dikenal dengan ASWAJA yang telah dibawakan oleh pengaku pemegang bendera Salafiyyah yang mengklaim mereka paling benar yang menisbatkan dirinya sebagai seorang Salafi atau Salafiyyun adalah batil dan sesat.
Saat ini ada kalangan yg mengaku salafi (salafi palsu / salafi maz'um / wahabi) padahal kalangan ini sangat benci kepada jihad dan mujahidin.
Penisbatan As-Salafi/Salafy, Al-Atsari, Salafiyyun dan yang semisalnya adalah tidak ada asal usulnya sebab Masyayikh Rujukkan mereka Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (Syaikh Ibnu Al-Fauzan) Hafidzhahulloh berkata: ” Salaf adalah Hizbulloh (Golongan Alloh) yang beruntung, adapun penamaan dengan As-Salafi atau Al-Atsari tidak ada asal usulnya, yang wajib adalah seseorang mengkaji dan mencari kebenaran serta mengamalkannya”.
(Lihat Buku ” Beda Salaf denganSalafi harusnya sama kenapa Beda?, dilengkapi Fatwa Ha’iah Kibarul Ulama, Karya: Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Muth’ab bin Suryan Al-’Ashimi Hafidzhahulloh Terbitan: Media Islamika Hal. 140-143)
Yang anehnya Buku ini dibantah oleh Kalian dengan Judul Beda Salaf dengan Hizbi!, apakah ini yang dinamakan Dakwah Salafiyyah saling Membantah).
Yang anehnya mereka ( yang mengaku pengikut salaf ) menjadikan Aqwal Rizal (Pendapat Para Tokoh) sebagai standar Manhaj (Pemahaman)
padahal menurut Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah sebagaimana yang telah ditegaskan oleh para Ulama Rabbani adalah sumber hukum baik dalam masalah Aqidah maupun yang lainnya adalah bersumber kepada Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah serta Ijma’ Salafush Shalih yakni para Pendahulu Ummat yang Sholeh Seperti Para Shahabat Ridwanulloh ’Ajmain, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in yang mendapat petunjuk itulah yang patut diikuti dan Ijma’ Ummat secara Umum.
Akan tetapi dikalangan pengikut Salafi atau Salafiyyun ini Aqwal Rizal (Pendapat Para Tokoh) di jadikan sebagai standar Manhaj yang dapat mengeluarkan seseorang atau kelompok, Tandzim (Organisasi) Islam, Harakah, Jama’ah dari Ahlussunnah wal Jama’ah padahal Manhaj bukan sebagai standar figuritas dan seharusnya yang patut kita ikuti adalah pedoman Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Manhaj SalafushShalih dan Ulama Rabbani bukan menjadikan para tokoh baik Kyai, Syaikh, Ustadz, Da’i, dll sebagai figuritas yang harus di ikuti baik dalam perkataan mereka, perbuatannya, tingkah lakunya, bukankah Rasululloh panutan kita).
Aneh bin ajaib betul mereka yang mengaku pembawa bendera Salafiyyah yang paling benar dan gampang sekali mereka menuduh para Ulama, Du’at dan Mujahidin dengan kata-kata yang tidak enak di dengar seperti gampang sekali mereka menuduh saudara sesama muslim yang tidak sejalan dengan Fikroh (Pemikiran) dirinya dengan kata-kata seperti Sururiyyun, Quthubiyyun, Takfiriyyun, Hijbiyyun, Khawarij, dll (Walaupun hingga saat ini kita takpernah mengetahui secara jelas apa itu perkataan seperti itu yang seharusnya tidak etis untuk dikatakan oleh seorang muslim) atau cacian-cacian lain yang tidakkalah buruknya. Pengakuan mereka sebagai pemegang bendera dakwah Salafiyyah di manapun perlu di ukur secara benar menurut Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah.
Bukan semata pengakuan atau Tazkiyyah (Rekomendasi) dari Masyayikh mereka saja. Karena penentu kebenaran itu adalah Kitabulloh Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut Pemahaman As-Salaf Ash-Shalih (Salafush Shalih), terkadang seharusnya mereka itu harus ta’bayun (Klarifikasi/cek dan ricek) dan Tasabbut (Mencari data akurat) terlebih dahulu sebelum mereka mengatakan seseorang atau Tandzim (Organisasi) Islam, Harakah atau Jama’ah yang di tuduh oleh mereka yang mengaku pengikut salaf.
Renungkanlah dan periksa QS. 17:36, Tafsir dalam ayat ini adalah kita dilarang berkata tanpa ilmu, bahkan hanyadugaan dan khoyal ”. (Tafsir Ibnu Katsir).
Dan periksalah kembali QS.4:94, oleh karena itu kita harusnya diperintakan Ta’bayun dan Tasabbut dalam seluruh keadaan yang akan mengarah terjadinya kesamaran (Isytibah) sampai jelas masalahnya dan tegas kebenaran dan ketepatannya. (Lihat Kitab Taisir Al-Karim Ar-Rahman fii TafsirKalam Al-Mannan, Karya: Al-Allamah Fadhilatush Syaikh Abdurrahman bin Natsir As-Sa’di Rahimahulloh, Hal. 195).
Oleh karena itu wahai kalian yang mengaku pengikut salaf baik Ulama, Du’at dan Jama’ahnya dengarlah kalian seharusnya andabersikap bijak dalam berbicara jangan gampang menuduh tanpa bukti saudara kalian dengan kata-kata yang tidak enak di dengar.
Padahal Masyayikh rujukkan kalian diantara satu dengan yang lainnya tidak ada yang saling menuduh, memojokkan, menghina sebelum mereka Ta’bayun dan Tasabbut terlebih dahulu, apakah ini yang dinamakan Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah?
Wahai yang gampang sekali menuduh saudara sesama Muslim dengan kata-kata yang tidak enak di dengar, padahal Masyayikh rujukkan kalian berfatwa seharusnya kita walaupun berbeda Tandzim (Organisasi) Islam, Harakah, Jama’ah atau golongan yang seharusnya kita bersikap Ta’awun (yakni bersikap bekerjasama, gotong royong & saling menasehati) antara satu dengan yang lainnya bukan hanya saling menuduh sebelum kalian Ta’bayun dan bersikap Tasabbut, ingatlah wahai kalian yang mengaku pengikut salaf kesalahanfatal kalian adalah gampang sekali menuduh para Mujahidin yang berjuang demi menegakkan dan meninggikan Kalimatulloh dengan tuduhan yang berlebihan.
Rosulullah SAW bersabda, Ya, (akan muncul) para penyeru kepada pintu-pintu neraka Jahannam, Barang siapa mengikuti seruan mereka niscaya akan mereka campakkan kedalam neraka jahannam. Huzaifah bin yaman ra berkata “Wahai Rosulullah terangka...nlah sifat-sifat mereka kepada kami!”
Rosulullah SAW bersabda, “mereka berasal pada kulit yang sama dengan kita dan berbicara dengan bahasa yang sama dengan kita”. (HR. Bukhori no.6557 dan Muslim no. 3434)
Hadits ini memperingatkan kepada umat islam untuk mewaspadai para penyeru isme-isme kufur dan sesat, yang secara lahiriah adalah beragama islam, bahkan menjadi tokoh yang memegang kendali urusan umat islam, namun pola pikir, pola keyakinan dan pola hidupnya menyelisihi Al-Qur’an dan As-sunah. Umat islam yang tidak mempunyai pemahaman islam yg utuh dan lurus sangat mungkin sekali terjebak pada rayuan manis namun beracun para penyeru kepada neraka jahannam tersebut. Bila itu yang terjadi, niscaya kesesatan didunia dan kebinasaan di akhiratlah yang akan dipetik oleh mereka. Na’udzu Billahmin Dzalika.
Rosulullah SAW bersabda, “mereka berasal pada kulit yang sama dengan kita dan berbicara dengan bahasa yang sama dengan kita”. (HR. Bukhori no.6557 dan Muslim no. 3434)
Hadits ini memperingatkan kepada umat islam untuk mewaspadai para penyeru isme-isme kufur dan sesat, yang secara lahiriah adalah beragama islam, bahkan menjadi tokoh yang memegang kendali urusan umat islam, namun pola pikir, pola keyakinan dan pola hidupnya menyelisihi Al-Qur’an dan As-sunah. Umat islam yang tidak mempunyai pemahaman islam yg utuh dan lurus sangat mungkin sekali terjebak pada rayuan manis namun beracun para penyeru kepada neraka jahannam tersebut. Bila itu yang terjadi, niscaya kesesatan didunia dan kebinasaan di akhiratlah yang akan dipetik oleh mereka. Na’udzu Billahmin Dzalika.