"Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu merasa kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (an-Nisa’:104)"

Jumat, 30 April 2010

Demokrasi = kafir


Demokrasi adalah sebuah system yang  telah mendominasi perpolitikan global masyarakat dunia. Demokrasi sebagai konsep yang paling banyak diperbincangkan dan dianut oleh hampir semua negara di dunia, bahkan negara-negara otoriter  pun  mengklaim dirinya sebagai: “Negara demokrasi dengan ciri khusus yang disesuaikan dengan kepribadian bangsa”. Begitu pun Negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim….
Demokrasi lahir akibat dari kekecewaan rakyat Yunani terhadap Kediktatoran Raja saat itu, yang pertama kali diciptakan oleh sejarawan Yunani, Herodatus. Arti demokrasi dalam bahasa harfiah berarti pemerintahan oleh, dari, dan untuk rakyat. Perkataan demokrasi, pada abad 5 SM. Demokrasi berarti pemerintahan rakyat (demo: rakyat; kratein: memerintah). Yang kemudian dengan seiring pergantian zaman demokrasi pun berevolusi, hingga bermunculan bermacam-macam jenis demokrasi.
Walaupun sisitem demokrasi ini telah diminati hampir seluruh masyarakat dunia, namun banyak juga yang mengkritiknya bahkan sejak awal pun demokrasi sudah mendapat kritik tajam dari pemikir Yunani seperti Plato, Aristoteles, dan bahkan Thucydides, karena mereka menilai bahwa warga negara biasa tidak kompeten untuk memerintah, tidak mampu melihat segala sesuatu di luar jangkauan kepentingan pribadi jangka pendek. Hal ini terutama merupakan pendapat Plato, seorang filsuf elitis Yunani.
Dan Winston Churchill pun berujar: ”Democracy is worst possible form of government..” – Demokrasi adalah kemungkinan terburuk dari sebuah pemerintahan. telaah tajam juga diberikan oleh Abul A’la Al Maududi seperti yang dinukil Amien Rais dalam pengantar buku “Khilafah dan Kerajaan”. Bagi Maududi, demokrasi yang sering dianggap sebagai sistem politik paling modern gagal menciptakan keadilan sosio ekonomi dan juga keadilan hukum. Namun di sisi lain Samuel P Huntington, direktur Center for International Affairs (CFIA) Universitas Harvard mengungkapkannya sebagai berikut :
“Democratization is an ongoing process, and one that is becoming increasingly irreversible” 2 (Demokratisasi adalah suatu proses terus-menerus, yang kini semakin tidak bisa dibalikkan lagi.)
memaknai ungkapan dari Huntington di atas, demokrasi dianggap sebagai sebuah kemestian sejarah yang dewasa ini sedang berlangsung dan tak mungkin untuk kembali surut ke belakang. Dunia saat ini sedang menjadikan demokrasi sebagai “grand experiment” untuk menata kehidupan sosial-politiknya (Madjid, 1997; Ma’arif, 1996), tak terkecuali dengan yang terjadi di Indonesia. Tak heran jika Francis Fukuyama – dengan arogan – menegaskan bahwa demokrasi adalah titik akhir perjalanan evolusi ideologi manusia, The End of History
Dari uraian di atas  kita menyadari bahwa demokrasi adalah sebuah system yang hadir akibat terpuruknya sisitem di Yunani, dan akibat perkembangan zaman maka demokrasipun berevolusi berubah sesuai dengan keinginan zaman. Demokrasi akan mudah meluncur ke arah manapun tidak ada patokan jelasa tentang ke arah  mana sebenarnya demokrasi tersebut. Dan Negara-negara baik yang kapitalis, komunis, nasionalis, otoriter, dan sebagainya menganggap mereka adalah Negara paling demokratis.  Amerika Serikat pun yang membangga-banggakan diri sebagai negara paling demokratis di dunia dan pejuang HAM yang hebat ternyata menyimpan borok demokrasi itu sendiri. Paul Findley senator AS lewat bukunya “Mereka Yang Berani Bicara dan Diplomasi Munafik Ala Yahudi”, membongkar dominasi loby Yahudi (AIPAC) dalam tubuh Kongres AS. Tidak seorang pun calon presiden AS yang bisa duduk di kursi kepresidenan tanpa direstui oleh lobi Yahudi tersebut, tegasnya.
Demokrasi mungkin tidak terhindarkan dalam perkembangan peradaban manusia. Tetapi demokrasi juga tidak dapat memberikan kesejahteraan dan keadilan bagi manusia. Jadi untuk apa kita umat Islam memilih demokrasi sebagai sebuah sisitem bagi Negara kita, bukankah juga demokrasi tidak bisa  menggantikan Hukum Alloh. Demokrasi tidak memiliki dasar dalam Islam, dan bertentangan dengan Islam..
 Semua manusia diciptakan untuk patuh dan tunduk pada aturan dan hukum Alloh semata bukan aturan manusia atau aturan siapapun. Dan ketika seorang muslim telah bersaksi bahwa : “Tiada Tuhan Selain Alloh dan mengaku bahwa Rasul Muhammad adalah utusan Alloh” maka ia harus tunduk dan patuh pada aturan-aturan hukum dari Alloh dan Rasul-Nya dan bukan pada aturan selain-Nya
Sesungguhnya, Syariat bagi makhluk adalah hak mutlak Allah semata yang tidak sah Tauhid seseorang kecuali dengan menTauhidkan-Nya dalam Uluhiyah-Nya, Rububiyah-Nya, Mulkiyah-nya dan Asma wa Sifat-Nya, maka barangsiapa yang membuat syariat bagi manusia selain dari syariat Allah, maka sesungguhnya dia telah menjadikan dirinya sebagai tandingan [sekutu] bagi Allah di dalam ketuhanan-Nya dan peribadahan-Nya, dan juga berarti telah menjadikan dan mengangkat dirinya sebagia Tuhan bagi menusia selain Allah, maka dia telah kafir dengan perbuatannya itu. Sifat-sifat yang demikian Allah tegaskan sebagaimana ditunjukan dalam ayat berikut:“Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah” ? [QS. Asy-Syura': 21].
Ajaran-ajaran demokrasi atau dien (agama) demokrasi ini semuanya kontradiksi dengan dien kaum muslimin, Al Islam. Sebagian manusia merasa aneh saat kami menyebut demokrasi sebagai dien (agama) padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan :
“Tidaklah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja (dien al malik)…” (QS. Yusuf [12] : 76)
Undang-undang telah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala namakan sebagai dien (agama/jalan hidup yang ditempuh), sedangkan demokrasi itu memilliki undang-undang selain Islam. Jadi yang namanya dien (agama) kafir itu bukan hanya Nashrani, Yahudi, Hindu, Budha, Konghucu, Shinto, dan Majusi saja…, akan tetapi Demokrasi adalah dien, Nasionalisme adalah dien, Kapitalisme adalah dien, Sekulerisme adalah dien.Islam adalah dien kaum muslimin, sedangkan Demokrasi adalah dien kaum musyrikin.
Ikutilah dengan ikhlas jalan yang telah ditempuh oleh Nabi Besar Muhammad SAW dan janganlah merubah jalan itu. Patuhlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jangan sekali-kali berbuat durhaka. Bertauhidlah kepada Allah (meng-Esakan Allah), dan jangan menyekutukan-Nya. Allah itu Maha Suci dan tidak memiliki sifat-sifat tercela atau kekurangan. Janganlah ragu-ragu terhadap kebenaran Allah. Bersabarlah dan berpegang teguhlah kepada-Nya. Bermohonlah kepada-Nya dan tunggulah dengan sabar

2 komentar:

  1. Salam,

    KALIMAH ﻵﺍﻟﻪﺍﻷﺍﷲ BERERTI BAHAWA :

    1. Kerajaan Allah sahaja yang tertinggi dan paling berkuasa yang mengatasi dan menundukkan seluruh kerajaan dan undang-undang manusia (9:33);

    2. Allah yang berkuasa dan berhak untuk menguat kuasakan undang-undang Allah ke atas manusia (5:48, 49);

    3. Allah yang berkuasa dan berhak untuk membuat undang-undang (12:40);

    4. Allah berhak untuk menghukum manusia dengan undang-undang Allah (5:50);



    PERLEMBAGAAN MALAYSIA ADALAH KAFIR KERANA :

    1. Artikel 4 - Perlembagaan Malaysia adalah undang-undang yang tertinggi yang mengatasi al-Quran dan Hadis;

    2. Artikel 43 - pemerintah menguat kuasakan undang-undang manusia ke atas umat manusia;

    3. Artikel 44 - pemerintah membuat undang-undang manusia;

    4. Artikel 161 – pemerintah menghukum manusia dengan undang-undang manusia.



    MALAYSIA ADALAH KAFIR KERANA :

    1. Pemerintah dilantik sebagai Tuhan-tuhan Manusia yang mempersekutukan Allah;

    2. Manusia memerintah dan berkuasa ke atas manusia;

    3. Manusia membuat undang-undang;

    4. Menguat kuasakan undang-undang manusia;

    5. Menghukum & mengadili dengan undang-undang manusia;

    6. Manusia menyembah manusia;

    7. Rakyat adalah para hamba kepada manusia;

    8. Tidak menolak undang-undang manusia ;



    UMNO & PAS ADALAH KAFIR KERANA MEREKA MELAKUKAN PERKARA-PERKARA BERIKUT :

    1. Melantik manusia sbg Tuhan-tuhan Manusia;

    2. Justeru mereka sekutukan Allah;

    3. Membuat undang-undang manusia;

    4. Menguat kuasakan undang-undang manusia;

    5. Menghukum dengan undang-undang manusia;

    6. Mewujudkan sistem manusia menyembah manusia;

    7. Mewujudkan sistem manusia menjadi hamba kpd manusia;

    8. Setuju, redha dan membolehkan amalan agama yang kafir.



    PEMIMPIN KITA (UMNO & PAS) ADALAH TUHAN-TUHAN MANUSIA YANG KAFIR KERANA :

    1. Mereka mempersekutukan Allah kerana mereka adalah Tuhan-tuhan Manusia;

    2. Mereka berkuasa, berdaulat & memerintah ke atas manusia;

    3. Mereka membuat undang-undang;

    4. Mereka menguat kuasakan undang-undang manusia;

    5. Mereka menghamba abdikan manusia kpd kuasa mereka;

    6. Mereka menghukum dgn undang-undang manusia;

    7. Mereka disembah oleh manusia.


    DEMOKRASI ADALAH SISTEM MANUSIA MENYEMBAH MANUSIA :

    1. Umat Islam yang taat dan patuh kpd undang-undang demokrasi bererti mereka menyembah para pemimpin mereka yang membuat undang-undang itu sebagai Tuhan-tuhan yang layak disembah (Taubah 31);

    2. Para pemimpin adalah disembah sebagai Tuhan-tuhan yang layak disembah oleh manusia (Taubah 31);

    3. Para penyembah dan orang-orang yang disembah adalah kesemuanya kafir.


    AL- QURAN TIDAK MEMBENARKAN AMALAN DEMOKRASI :

    1. Kufur ingkarkan demokrasi (Nisa 60);

    2. Tidak amalkan demokrasi, kufur ingkarkannya, memusuhi & membencinya ( 60:4);

    3. Tidak membenarkan kuasa politik diperolehi melalui jalan demokrasi (faatir 10);

    4. Rasulullah menolak tawaran menjadi Raja (kafirun1-6);

    5. Hukum Fiqh – DHARURAH, IJTIHAD & MASLAHAH tidak membolehkan amalan demokrasi kerana :

    a) Demokrasi adalah agama yang kafir;
    b) Sudah ada ayat-ayat al-Quran yang melarang kita dpd mengamalkan agama demokrasi.

    6. PAS kafir kerana membolehkan amalan demokrasi melalui Ijtihad.



    MEMELIHARA KESEMPURNAAN AQIDAH KITA :

    1. Isytiharkan kekufuran kerajaan demokrasi;

    2. Akui tidak ada ijtihad bagi membolehkan amalan demokrasi;

    3. Tidak mengamalkan demokrasi;

    4. Menolak dan mengingkari demokrasi;

    5. Memusuhi dan membenci kerajaan demokrasi;

    6. Menghapuskan kerajaan demokrasi melalui Jihad, Perang dan Revolusi.



    METOD PERJUANGAN ISLAM ADALAH al-QURAN,SUNNAH DAN SIRAH :

    1. Deklarasi kekufuran kerajaan demokrasi (Hjr 94, Maidah 67));

    2. Penolakan total terhadap kerajaan demokrasi (Nisa 60,Mumtahanah 4);

    3. Tanpa kompromi terhadap kerajaan demokrasi (Kafirun 1-6, Qalam 8 & 9);

    4. Konfrantasi Terbuka terhadap kerajaan demokrasi (A’raf 110,127, Hud 55);

    5. Jihad, Perang dan Revolusi (Baqarah 193, Hajj 40);


    Sekian, Terima Kasih.

    BalasHapus
  2. terus sistem apa yang islam tawarkan?

    BalasHapus