"Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu merasa kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (an-Nisa’:104)"

Kamis, 01 Desember 2011

DERADIKALISASI, TPM, DAN GENERASI IBNU MULJAM

Allah سبحانه وتعالى berfirman :

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka". (QS. Al-Baqoroh [2] : 120)

Allah semata-mata hanya hendak  memberikan ujian dan pelajaran dengan keberadaan orang-orang kafir sebagai fitnah di dunia ini, serta memerintahkan kita agar berjihad melawan mereka sehingga Allah mengetahui kebenaran iman (orang yang merealisasikan perintah-Nya dengan jihad) dari mereka yang dusta keimanannya lagi duduk-duduk tidak mau berjihad. Allah سبحانه وتعالى berfirman :

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيراً

''Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan adalah Rabbmu maha Melihat". (QS. Al-Furqon [25] : 20)

Allah سبحانه وتعالى juga berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ

"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian". (QS. Muhmammad [47] : 31)

Tidak diragukan, bahwa dengan kemampuan dan kekuasaan-Nya, Dia bisa menghancurkan orang-orang kafir dengan 'Kun Fayakun'. Dan benarlah bahwa Allah سبحانه وتعالى semata-mata ingin menguji kebenaran iman kita.

وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِن لِّيَبْلُوَ بَعْضَكُم بِبَعْضٍ

"Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain". (QS. Muhammad [47] : 4)

وَمَن جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

"Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam". (QS. Al-Ankabut [29] : 6)

Thoyyib, jika kita telah mengetahui akan pentingnya jihad dalam rangka menjalankan ujian dari Rabb kita, maka yang perlu dicamkan oleh masing-masing kita adalah, adanya batu-batu sandungan dalam meniti jalan ini.

Maka benarlah firman Allah سبحانه وتعالى :

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka". (QS. Al-Baqoroh [2] : 120)



A. Deradikalisasi, Upaya Manipulatif Kaum Kafir Dalam Meredupkan Cahaya Tauhid dan Jihad.


Apa-apa yang digulirkan oleh rezim thowaaghit di Indonesia -berupa program deradikalisasi atau UU Anti Terorisme-, sejatinya adalah untuk merevisi bahkan meredam ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan mengalihkan pandangan kaum Muslimiin kepada isme-isme yang ditawarkan oleh kaum kafir Barat. Fokus issue yang selalu mereka bahas adalah penanggulangan terorisme, lalu diekspos oleh beberapa media secara masif, dan lantas menjadikan Islam dan kaum Muslimiin sebagai 'tersangka' dalam hal ini. Tanpa kita sadari hal ini dapat mengalihkan perhatian ummat dari musuh utama mereka dari kalangan kaum kafir, dan menjadikan mereka lupa akan kebiadaban kaum imperialis Barat. Bahkan tak tanggung-tanggung, mereka justru bersikap apatis terhadap Islam dan kaum Muslimiin sendiri. Dan hal ini tentunya akan melahirkan bibit-bibit penerus Abdullah bin Ubay. Tak tanggung-tanggung, bukan hanya kelompok munafikiin saja yang turut menyerang agama Islam ini, pun juga apa-apa yang dilakukan kelompok sesat dalam merusak Islam dari dalam, dan menjadikan agama suci ini sebagai bulan-bulanan ummat lain! Islam kali ini benar-benar seperti apa yang disinyalir oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda :

يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمُ الأُمَمُ مِنْ كُلِّ أُفُقٍ كَمَا تَتَدَاعَى الأَكَلَةُ عَلَى قَصْعَتِهَا ، قُلْنَا : مِنْ قِلَّةٍ بِنَا يَوْمَئِذٍ ؟ قَالَ : لا ، أَنْتُم يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ ، يَنْزَعُ اللَّهُ الْمَهَابَةَ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ وَيَجْعَلُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ، قِيلَ : وَمَا الْوَهَنُ  قَالَ : حُبُّ الْحَيَاةِ وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

''Hampir-hampir umat-umat lain mengerumuni kalian dari segenap penjuru sebagaimana (mereka mengerumuni) hidangan di atas piring besar''. Kami bertanya, ''Wahai Rasulullah, apakah kerana jumlah kita sedikit saat itu?''. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, ''Pada saat itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian seperti buih air bah. Akan dicabut rasa takut dan hormat dari hati-hati musuh kalian, dan akan dijadikan pada hati kalian penyakit Al-Wahn''. Mereka bertanya, ''Apakah Al-Wahn itu?''. Nabi menjawab, ''Cinta kehidupan dan takut mati''. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dari Tsauban, dishohihkan oleh Al-Albani)

Terbukti! Kondisi ummat Islam kali ini sangat persis seperti makanan yang dikerumuni oleh ummat-ummat lain di atas pring besar. Nampaknya hal ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang kafir atas orang Islam saja, tetapi kelompok sesat dan kalangan munafikiin pun meniru langkahy-langkah kaum kafir!



B. TPM, Antara Pertolongan dan Tuduhan.


Wajib bagi kaum Muslimiin untuk saling tolong-menolong dalam rangka mewujudkan kewajiban syar'i ini, yakni tadrib 'askari. Allah سبحانه وتعالى berfirman :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

''Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa". (QS. Al-Ma'idah [5] : 2)

Bentuk pertolongan adalah memudahkan perjalanan mereka untuk sampai di medan-medan tadrib dan medan-medan jihad, memberi dana yang diperlukan untuk hal itu, mengurusi keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungannya saat ditinggal tadrib dan jihad, serta bentuk pertolongan lainnya. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :

من جهز غازياً في سبيل الله فقد غزا، ومن خلف غازياً في أهله فقد غزا

"Barangsiapa meniapkan perbekalan orang yang berperang fii sabilillah, berarti telah berperang. Dan barangsiapa mengurusi keluarga orang yang berperang (dengan baik), berarti telah berperang". (Muttafaq 'Alaih)

Nabi صلى الله عليه وسلم juga bersabda :

من لم يغز أو يجهز غازيا أو يخلف غازيا في أهله بخير أصابه الله ‏ ‏بقارعة ‏ ‏قبل يوم القيامة ‏

"Barangsiapa yang belum pernah berperang dan belum menyiapkan perbekalan orang yang berperang, atau mengurusi keluarga orang yang berperang dengan baik, niscaya Allah akan menimpakan bencana sebelum hari kiamat". (HR. Abu Dawud, dengan sanad shohih. Dari Abu Umamah) 
Ini ditekankan bagi mereka yang belum pernah berperang, dan Allah tidak membebani menurut kemampuannya.

Setelah kita mengetahui akan kewajiban membantu Mujahidiin dan mewujudkan jihad fii sabilillah, maka jangan harapkan orang-orang kafir akan membiarkan bantuan-bantuan tersebut.

Mereka (orang-orang kafir) menghembuskan issue tentang kekafiran TPM. Dengan begitu, akan timbul pertanyaan dari benak masyarakat akan status Mujahidiin yang meminta bantuan atau dengan sukarela dibantu TPM. Kafirkah, atau masih luruskah keislaman mereka?

Munculnya issue ini ternyata berdampak negatif terhadap gerak langkah Mujahidiin, terlebih bagi mereka yang dipenjara.

Adapun dalam membantah kedustaan ini, maka saya mengharapkan kepada Allah agar pintu-pintu kebaikan dan hidayah dapat terbuka luas bagi kita. Aamiin...

1. Bagi mereka, perjanjian Hudaibiyyah tidak bisa dijadikan qiyas shohih dalam hal ini. Karena itu merupakan akad.

Mereka selalu berdalih, bahwa qiyas tentang perjanjian Hudaibiyyah adalah qiyas yang tidak benar. Orang yang menggunakannya tidak mengerti nash. Hujjah tersebut hujjah yang lemah, tidak boleh dipaksakan. Maka sedikit demi sedikit aku gugurkan syubhat baathil pengikut Ibnu Muljam ini.

Allah سبحانه وتعالى berfirman :

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَاداً كَبِيراً

"Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar". (QS. Al-Furqon [25] : 52)

Allah سبحانه وتعالى juga berfirman :

فَلَا تَهِنُوا وَتَدْعُوا إِلَى السَّلْمِ وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَن يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ 

"Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu". (QS. Muhammad [47] : 35)

Allah سبحانه وتعالى juga berfirman :

وَلاَ تَرْكَنُواْ إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللّهِ مِنْ أَوْلِيَاء ثُمَّ لاَ تُنصَرُونَ

"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan".(QS. Huud [11] : 113)

Banyak sekali nash-nash yang melarang kita untuk mentaati kaum kafir, bersikap lemah, rukuun(condong), atau mudahanah terhadap kaum kafir.

Sufyan Ats-Tsauri رِحمه الله berkata :

"Barangsiapa mencairkan tinta atau merautkan pena atau mengambilkan kertas untuk mereka, maka dia telah terjerumus dalam larangan tersebut". (Millah Ibrohim)

Syaikh Hamd bin 'Atiq رِحمه الله berkata :

"Allah سبحانه وتعالى mengancam untuk menyentuhkan naar (api neraka) kepada setiap orang yang rukuun kepada musuh-musuh-Nya, meskipun hanya dengan berkata lembut". (Millah Ibrohim)

Dan yang jadi pertanyaan, lantas mengapa Rasulullah صلى الله عليه وسلم terkesan bersikap lemah dan mengajak damai, lalu juga lebih banyak mentaati keinginan kaum kafir dalam perjanjian Hudaibiyah? Bahkan syarat yang diajukan kaum musyrikiin Makkah pun diikuti. Seperti larangan untuk berkunjung ke Makkah tahun ini, dan hanya boleh tinggal selama tiga hari dan tidak boleh membawa senjata kecuali bersarung.

Jawabannya sangat mudah,
- Pertama, karena keyakinan Rasulullah terhadap Allah. Seperti dalam hadits,

إني رسول الله ولن يضيعني الله أبدا

"Sesungguhnya aku adalah Rasulullah. Percayalah, Allah tidak akan menyia-nyiakan aku untuk selamanya''. (Muttafaq 'Alaih) 

- Kedua, janji Alah kepada Rasul-Nya di dalam Al-Qur'an surat Al-Fath, ayat 27.  Allah سبحانه وتعالى berfirman :

لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِن شَاء اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُؤُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَلِكَ فَتْحاً قَرِيباً   

"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat". (QS. Al-Fath [48] : 27)

- Ketiga, dalam kaidah fiqih kita sering mendengar kalimat-kalimat yang berbunyi,

الضر و را ت تبِيح المحذورا ت

"Keadaan-keadaan yang darurat itu membolehkan dilaksanakannya hal-hal yang dilarang". 

الضررالأ شد يزال بالضررالأخف

"Bahaya yang lebih besar dihilangkan dengan bahaya yang lebih ringan".

اذا تعارض مغسد تان روعي اعظمها ضرا را

"Apabila dua kerusakan berhadapan,maka bahaya yang lebih besar disingkirkan".

يختارا هو ن الشرين

"Dipilih keburukan yang lebih ringan". (Lihat Al-Qowaidul Fiqhiyyah,syaikh Musthofa Az-Zarqo,hal.25-28)

Keburukan yang lebih besar adalah meletusnya perang antara pasukan Musyrikiin Quraisy dengan kaum Muslimiin dari negara baru yang bernama Madinah.Karena tabiat kaum Quraisy adalah,

بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ

"Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar". (QS. Az-Zukhruf [43] : 58)

Tentu saja, pasukan Musyrikiin Quraisy akan lebih memilih perang jika keinginan mereka tidak dilaksanakan. Oleh karenanya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan sebagian sahabat lebih memilih mentaati perjanjian tersebut. Karena jika perang terjadi, tentunya negara Madinah akan mengalami keterlambatan dalam proses pengembangan negara Islami, dikarenakan meletusnya perang dengan pasukan Musyrikiin Quraisy di Makkah.

Bahkan salah seorang cendikiawan Muslim sekaligus pakar perbankan syari'ah menyebutkan manfaat dari perjanjian Hudaibiyah tersebut. Di poin ke empat ia berkata :

"Dengan tercapainya perjanjian gencatan senjata ini, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan pengikutnya merasa lebih tenang dan dapat memfokuskan diri pada pengembangan da'wah Islam dan pembangunan tatanan sosial negara Madinah tersebut. Hal ini berarti, jalan untuk mengembangkan Islam ke wilayah-wilayah lain dapat dilakukan tanpa terganggu oleh ancaman pasukan Makkah".(Muhammad صلى الله عليه وسلم, The Super Leader Super Manager. Muhammad Antonio Syafi'i, hal. 160)

Kesimpulan.

Maka dalam hal-hal tertentu, dibolehkan melaksanakan hal-hal yang dilarang dalam Islam.Seperti halnya mentaati orang-orang kafir dalam sebuah perjanjian, rukuun, mudahanah, mujamalah. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengatur siasat dalam sebuah peperangan, membantu kaum Muslimiin, mengatur skenario untuk mengalahkan kaum kafir. Dan sekali lagi, hal-hal tersebut dilakukan jika memang terdapat manfaat yang sangat besar, dan juga dapat menghindri madhorot yang besar pula.

Dan kita ketahui pula dalam sebuah kisah yang terhimpun dalam kitab shohih Bukhori-Muslim, tentang kisah beberapa sahabat yang menjadi pembela Allah dan Rasul-Nya, yakni sahabat Muhammad bin Maslamah رضى الله عنه. Beliau رضى الله عنه menjalin hubungan kekerabatan dengan bangsawan Quraisy bernama Ka'ab bin Al-Asyraf. Penghormatan, pujian, sanjungan, sikap rukuun dan mudahanah ditunjukkan oleh sahabat Muhammad bin Maslamah رضى الله عنه kepada Ka'ab bin Al-Asyraf. Hal ini tidak lain dan tidak bukan adalah strategi yang ia atur demi memenuhi janjinya kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam membunuh Ka'ab bin Al-Asyraf!

Sekarang aku bertanya wahai kaum Muslimiin! Bukankah perkataan dan perbuatan sahabat Muhammad bin Maslamah adalah tindakan yang dilarang dalam Islam!? Lantas mengapa ia menjadi seorang sahabat yang dihormati dikalangan kaum Muslimiin sampai hari ini!?

Akankah kalian wahai generasi pengikut Abdurrahman bin Muljam لعنت الله عليه, akan menganggap perkatan dan perbuatan sahabat Muhamamd bin Maslamah رضى الله عنه adalah suatu hal yangmukaffiroh (mengkafirkan)!? Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa kekafiran itu bisa terealisasi dari ucapan-ucapan yang mukaffiroh dan perbuatan-perbuatan yang mukaffiroh! Akankah kalian akan mengkafirkan sahabat yang mulian ini wahai juhala'...!?

Lantas jika aku hubungkan dengan sikap pembelaan TPM terhadap para Mujahidiin,apakah kalian tetap mengkafirkan mereka!? Padahal tujuan TPM adalah,"Meluruskan apa yang dilakukan oleh para Mujahidiin itu benar, serta menggali akar masalahnya dan meneliti bila ada rekayasa di dalamnya".

Dan dalam Al-Qur'an dan Hadits pun kita diperintahkan untuk tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa! Terlebih menolong Mujahidiin baik dia disaat lapang maupun sempit!

Apakah kalian mengkafirkan TPM atas tuduhan-tuduhan bahwa mereka bertahakum kepada thoghut!? Lantas apa itu makna tahakum!? Bisakah kalian membuktikan bahwa TPM itu bertahakum kepada thoghut melalui ucapan dan perbuatannya!? Atau jangan-jangan, kalian mengkafirkan mereka hanya karena mereka memiliki nama 'SH' sebagai nama tambahan mereka!? Atau jangan-jangan, kalian mengkafirkan mereka hanya karena mereka sering berkunjung ke pengadilan dan penjara!? Padahal tidak lain dan tidak bukan, apa-apa yang mereka ucapkan dan lakukan adalah untuk membantu Mujahidiin, menggapai manfaat yang lebih besar, dan menghindari kemadhorotan!!
Sungguh, sungguh naif diri kalian wahai takfiriyyun...!!

2. Bagi mereka, TPM dan Mujahidiin itu bertahakum kepada thoghut.

Apaitu makna tahakum!!?

- Apakah kalian menganggap pembagian emas yang dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada beberapa sahabat merupakan keputusan hukum yang tidak adil!? Sama seperti apa yang disangka oleh penghulu kalian bernama Dzul Khuwaishiroh At-Tamimi لعنت الله عليه!!!

- Apakah kalian menganggap sahabat Mu'awiyah رضى الله عنه dan Ali رضى الله عنه  mengangkat orang-orang sebagai penentu hukum mengenai urusan Alah!? Sama seperti penghulu kalian yang disebut sebagai kelompok Haruriyyun!! Padahal apa-apa yang dilakukan pihak Mu'awiyah رضى الله عنه dan pihak Ali رضى الله عنه adalah upaya untuk mengukuhkan perdamaian!!

- Apakah kalian menganggap seseorang yang mengambil dan memakan buah kurma di kaki bukit Nahrowan sebagai orang yang tidak berhukum kepada hukum Allah!? Sama seperti apa yang dilakukan oleh pendahulu kalian ketika singgah di kaki bukit Nahrowan!!

Sekali lagi aku tanyakan kepada kalian wahai generasi pengikut Abdurrahman bin Muljam!!! APA ITU MAKNA TAHAKUM!!???


Selesai catatan ini. Bagi yang kurang yakin akan kebathilan generasi pengikut Abdurrahman bin Muljam ini, maka aku ingatkan sekali lagi wahai saudara-saudaraku yang aku cintai karena Allah, sesungguhnya mereka adalah kelompok sesat yang menjadi batu sandungan dalam da'wah Tauhid dan Jihad ini. Bahkan yang sangat mengagetkan, mereka selalu memfokuskan diri untuk menyerang Mujahidiin yang terkungkung oleh sikap lalim rezim thowaaghit, ketimbang harus memfokuskan diri untuk menyerang rezim thowaaghit yang menggulirkan dan menjaga qowanun wadh'iyyah. Dan aku pun memilik bukti akan kata-kata penghulu mereka yang menjadi rujukan para keledai takfiriyyun ini. Kata-kata yang begitu menyayat hatiku, celaan dan hinaan 'ustadz' mereka terhadap 'ulama Mujahid (bapak pergerakan Tauhid dan Jihad di bumi pertiwi ini). Tuduhan-tuduhan miring dan tak berdasar, sama seperti tuduhan yang dilancarkan oleh thoghut terhadap 'ulama kita (tuduhan dan celaan kepada ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan ikhwan lainnya). Baarokallohu fiikum...


Sumber:
- Al-Qur'anul Kariim.
- Shohih Bukhori-Muslim.
- Al-Umdah Fii I'dadil 'Uddah.
- Millah Ibrohim.
- Talbis Iblis.
- Muhammad صلى الله عليه وسلم,The Super Leader Super Manager.
- www.eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar